hello-hello-hello

sudah lama tidak berjumpa ya, sudah lama saya tidak menulis kisah percintaan saya yang melodramatis seperti tulisan-tulisan saya yang terdahulu. Sebelumnya, saya akan mengumumkan bahwa (alhamdullilah..) saya sudah ber-title Sarjana Desain sekarang, walaupun nilai yang saya dapatkan tidak memuaskan, berhubung saya orangnya 'nyantai berat', jadi ya..setidaknya saya sudah berusaha semaksimal mungkin. 

mari, mari, menceritakan kehidupan saya akhir-akhir ini, a.k.a curhatan maut saya. Beberapa hal yang membuat saya sedikit kalang kabut adalah, rencana pernikahan saya yang akhirnya disetujui oleh ibu saya yang sangat 'Jawa' sekali. Penghalang-penghalang yang dulu bisa dikatakan seperti kabut tebal yang spooky sudah menipis dan menemukan titik terang, seterang cahaya surga (backsound: Haaaaa~). Ibu saya sudah membawa nama dan tanggal lahir kami masing-masing ke paranormal Jawa atau biasa dikenal dengan sebutan ahli primbon. Intinya sih, kami sama-sama Legi. Dan Legi itu sama-sama keras (itu tidak bisa dielak,karena kami memang 'batu'). Kemudian, pada saat Ijab Kabul, ada satu nama saya yang panjangnya sepanjang Sungai Kapuas yang harus dihilangkan untuk melancarkan jalan rezeki. Selanjutnya untuk permasalahan anak, ya..itu dibahas nanti saja. 

Suatu hari, sehari setelah saya Yudisium alias pengumuman nilai sidang, saya dan ibu kandung saya yang bernama Ibu Kususijami, berkencan hingga sore dari pagi hari. 

Ibu : "Ibu pengen makan panekuk"
Saya : "Pancake? dimana Bu?"
Ibu : "itu loh..yang seragam pelayannya kayak bebi sitter belanda.."

Bahkan Ibu saya pun tidak pernah ke Belanda, namun beliau sok tahu. Saya bawa beliau ke daerah Martadinata. Beliau menghabiskan pancake pesanannya yang berporsi besar walaupun beliau bilang makanan tersebut hanya lewat dan hanya jadi kentut. Lalu, perbincangan mendebarkanpun dimulai.

(backsound: biola dengan nada forté berdecak)

Ibu: "Jadi, kamu yakin sama si Fahri ini?"
saya : "Yakin"
Ibu: "Sudah bisa menerima dia dengan sikap dia yang cuek sama kamu?"
saya: " Sudah"
Ibu: " Yang gak romantis?"
saya: "Sudah"
Ibu: "Yo wes..... kalau begitu, jadi mau dimana? di bandung atau cirebon?"
saya: "Bandung"
Ibu: " Iya lagian kalau di Bandung temenmu akeh (banyak-red) yang dateng kan?"
saya: "iya mungkin..."
Ibu: "kamu mau nikah kayak gimana tho nduk?)
saya: "yang sederhana aja, Bu. yang penting cepet halal"
Ibu: "!@#$%^&"

==TO-BE-KONTINYU==