me soo tired!!!

i'm tired of being stupid.

bunch of books i read, doesn't give me some solution.

sad....

Kereta Api Malang-Jawa Barat 2011 experience

As usual, tradisi mudik tahun ini saya kembali dipusingkan dengan kenaikan harga tiket kereta yang cukup menguras kantong. Harga tiket bisa 2x lipat dari harga biasa. Tapi gak tau kenapa, saya sangat senang dengan transportasi satu ini. Kereta Api.

walaupun kemarin-kemarin sedang hangat-hangatnya berita tentang pembajakan kereta (lu kira cuma kapal doang yang bisa dibajak?) tidak mengubah pendirian saya sebagai train addict untuk pindah ke transportasi lain. 2 tahun yang lalu, masih dengan suasana lebaran, saya dipertemukan dengan 3 pemuda yang sangat menyukai travelling. mereka berasal dari Jogja dan sangat excited menceritakan pengalaman mereka yang mengakhiri perjalanan mereka keliling Indonesia. Iri? Indeed.

Tapi tahun ini, saya dipertemukan oleh seorang pria kekar berseragam pansus yang membelot menjadi kepala keamanan Kereta yang saya tumpaki. Peluh mengucur deras dari dahinya. Memang, malam itu cukup panas. Saya bertemu dia tentu saja bukan karena saya sok dekat tiba-tiba untuk mencari jalan tiket gratis di mudik selanjutnya. Tentu saja ini semua berasal dari hobi saya jika di kereta, merokok di (aduh saya lupa istilahnya). pokoknya ditempat saya serig meluangkan waktu untuk mengisap dua isap batang rokok.

lanjut dan lanjut. eh doi ternyata cunihin juga jeng.
gak tau lagi deh. suka megang2 (untung bukan di daerah yang berbahaya-kalo kagak gue laporin juga lo sama atasan lo!)

kemudian,dia menceritakan betapa bersyukurnya dia bisa membiayai ke-dua anaknya. yang satu laki-laki. yang bungsu perempuan.

si anak pertama yang sangat sayang keluarga ini selalu mendapat ranking 5 besar tanpa harus beli banyak buku pelajaran. ada namanya teknologi perpustakaan. dari jaman jebot juga ada kali!
anak ke-dua dimasukka ke pesantren di sukabumi. masih 14 tahun tapi dia sudah bisa memasak makanan favorit bapaknya kalau dia pulang dari pesantren.

hidup menduda selama puluhan tahun tidak membuat mantan preman ini jera atas nasibnya yang tidak membaik. dia terus berjuang untuk menghidupi anaknya yang ditinggal pergi ibu yang melahirkan mereka. alhamdullilah, doi jujur (kata doi sih jeng).

2 tahun dia berjuang dengan keringat (kalo diukur bisa jadi 15 drum/tahun) doi dapet naik pangkat jadi kepala keamanan di kereta yang saya naiki.

"makanya neng, sholat dan doa sama Allah swt itu jalan pembuka sekali untuk hati yang gampang sekali tertutup seperti saya"
saya juga kali, Pak :p

Sayang sekali obrolan kami ditutup dengan tibanya kereta api di stasiun bandung.

"Neng,main kerumah, ajak calonnya. nanti bapak traktir bakso kesukaan anak bapak di Cicalengka"

Siap Pak, (kalo gak males---Jauh Jennggg)